Menurut pengamat sejarah ada beberapa versi sejarah mengenai Karate – do. Menurut sebagian orang, karate adalah salah satu dari seni beladiri yang berasal dari Cina yang kemudian dibawa oleh pelaut-pelaut Cina ke Jepang. Adapula yang menuturkan bahwa Karate – do lahir dari tangan-tangan pendeta-pendeta Shaolin yang diutus oleh maha guru Zen yang berasal dari biara Shaolin. Kalau kita menarik garis merah dari lahirnya Karate – do, kita bisa melihat sebuah sumber sejarah yang menurut pengamat sejarah karate kuat adalah karate mulai dikenal sebagai akibat pengaruh dari agama Budha yang dibawa oleh Daruma Taishi dari India. Kalau kita perhatikan, didalam agama Budha terdapat latihan-latihan jasmani yang mempunyai tujuan untuk menguatkan tubuh manusia atau yang dikenal dengan Yoga. Dengan berlatih yoga seseorang akan dapat melakukan meditasi secara benar dan tubuhnya menjadi sehat dan kuat.
Menurut sejarah pula, sekitar abad ke – 4 dan abad ke – 6 M, agama Budha memasuki daratan Cina yaitu melalui jalan darat, atau yang sering disebut dengan Jalan Sutra. Daruma Taishi sebagai pembawa ajaran Budha di daratan Cina tinggal di sebuah Biara Shaolin. Menurut catatan sejarah biara ini terkenal sebagai pusat beladiri di dataran Cina hingga sekarang.
Kalau kita lihat latar belakang diatas, pada intinya tidak ada catatan yang tertulis yang otentik mengenai bagaimana seni perkasa khas Okinawa kuno ini lahir. Tetapi menurut cerita yang ada pada abad ke – 16 pemerintah Cina menduduki kepulauan Okinawa, dari sinilah terjadi percampuran beladiri Cina dengan bela diri setempat yang disebut dengan Okinawa – te.
Okinawa – te, atau dengan istilah lain yang disebut dengan Tote sebenarnya merupakan suatu seni bela diri yang telah mengalami perkembangan selama berabad-abad lamamya. Menurut Masatoshi Nakayama dalam bukunya yang berjudul “Best Karate” dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, terjadinya percampuran seni beladiri khas Cina dengan seni perkasa khas Okinawa dibawa oleh hubungan dagang antara Dinasti Ming di Cina dan kepulauan Okinawa. Menurut Nakayama, terjadinya percampuran ini terkait dengan cerita kuno (legenda) dimana kepulauan Okinawa dipersatukan oleh Raja Shohashi dari Chuzan pada tahun 1429. Dan kemudian pada masa kekuasaan raja Shoshin, suatu peraturan telah dikeluarkan untuk melarang latihan – latihan seni perkasa. Selain itu setelah kekuasaan Raja Shoshin berakhir dan digantikan oleh keluarga Satsuma dari Kagoshima pada tahun 1609 diterapkan sebuah instruksi atau peraturan yang melarang penggunaan senjata tajam. Oleh sebab itu dapatlah dipahami jika Tote kemudian menjadi alat terakhir untuk membela diri. Akan tetapi selanjutnya keluarga Satsuma juga akhirnya melarang keras latihan-latihan Tote, sehingga menyebabkan latihan –latihan tersebut dilakukan dengan penuh rahasia, sampai-sampai keluarga dari orang yang mempelajari Tote itu sendiri tidak mengetahui bahwa ada diantara Keluarganya yang mempelajari seni perkasa itu.
Di awal – awal abad ke – 20, sifat – sifat kerahasiaan Tote ini mulai lambat laun memudar seiring dengan usaha – usaha yang intensif dan tidak kenal lelah seorang ahli yang bernama Gichin Funakoshi untuk membuat Tote ini terkenal di khalayak umum. Akhirnya, pada tahun 1929, Gichin Funakoshi mengambil langkah yang cukup revolusioner mengubah nama Tote menjadi karate jutsu atau teknik karate. Perubahan nama ini secara otomatis mengubah penampilan baik dari segi maupun cara pelatihannya. Namun perubahan yang cukup revolusioner ini tidak membuat orang serentak mendukung keputusan beliau untuk mengubah nama seni perkasa khas Okinawa ini. Banyak yang mendukung, dan tidak sedikit juga yang menentangnya. Namun melalui usaha – usaha yang keras dan tidak kenal henti, Gichin Funakoshi akhirnya menulis sebuah buku yang berjudul “Karate – do Kyohan”, yang selanjutnya mengubah pandangan skeptis terhadap perkembangan karate – do yang hingga kini namanya tetap harum di seluruh penjuru dunia.
Karate – do mulai dikenal luas di Jepang. Banyak orang yang sangat meminati seni perkasa ini. Mulai dari siswa – siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah umum, mahasiswa, dokter, pejudo, kendo – ka, dan masih banyak lagi. Hingga pada akhirnya tersebar di seluruh penjuru Jepang dengan berdirinya unit – unit karate di seluruh sekolah dan universitas. Kepopuleran karate di kalangan cerdik pandai semakin bersinar setelah kedatangan Mabuni dan Miyagi, yang merupakan guru – guru besar karate dari Okinawa yang tiba di Osaka untuk melatih karate – do. Ini sangat menguntungkan karate – do sebagai bukan hanya seni perkasa semata, tetapi juga sebuah seni perkasa ilmiah.
Pada saat Perang Dunia ke – 2, perkembangan karate – do mengalami kemunduran dan nyaris mengalami perkembangan yang jalan di tempat. Tetapi setelah perang berakhir, perkembangan karate – do mulai memasuki periode keemasan yang menandakan karate mulai dikenal bukan hanya di Jepang saja melainkan di seluruh dunia. Pola pelatihan disusun sistemik dan dibagi menjadi 3 bagian yaitu, KIHON, KATA dan KUMITE mengakibatkan karate dapat diterima di masyarakat luas. Pada tahun 1950an, seni – seni perkasa termasuk karate – do mulai diperkenalkan oleh para ahli – ahlinya di depan tentara Sekutu yang ditempatkan di Jepang. Mereka menjadi terkesima dengan kehebatan seni perkasa ini. Suatu seni yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Pada tahun 1952 Komando Strategis Udara Angkatan Udara Amerika Serikat mengirim anggotanya ke Jepang untuk berlatih karate selama beberapa bulan. Sejak itu, karate menjadi dikenal di dunia sebagai salah satu seni perkasa yang disenangi oleh khalayak umum hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar...